Thursday 18 April 2013

Akhir yang sebenernya aku ketahui


Hubunganku dengan pacarku sudah berada di ujung tanduk dan aku menyadarinya hubungan ini takan lama lagi akan segera berusai. Sempat aku ucapkan kata perpisahan untuknya dan aku mencari penggantinya. Aku berniat untuk menggantikannya dengan sesosok bidadari, dia itu temanku yang dapat menyebabkanku berubah menjadi lebih mengerti kehidupan dan aku dapat mengetahui arti hidupku yang sesuangguhnya seperti yang aku ceritakan di awal novel. Aku tau ini tidak adil, tetapi mau seperti apa lagi aku harus memilih satu yang pasti diantara keduanya.
Aku pilih sesosok bidadari itu untuk aku jadikan pendampingku suatu saat nanti, tetapi aku juga tidak mungkin secepat itu melupakan Hardianti, walau bagaimana pun dia adalah orang yang pernah menemaniku selama 18 bulan terakhir ini. Aku membuka diriku perlahan agar dapat bersatu dengan Imrani yang aku impikan. Demikian pula dengan apa yang di lakukan oleh sesosok bidadariku ini kepadaku, karena aku juga sering melukai hatinya.  Namun, Hardianti tidak pernah sudi kalau aku ini harus mencintai orang yang tidak ia sukai dan menjadi musuhnya selama ini. Aku bingung akhirnya aku mencoba merayu Hardianti dengan segala rayuanku, namun aku tetap berhubungan baik dengan sesosok bidadariku. Sampai pada suatu malam, aku mendapatkan pesan dari sesosok bidadariku itu yang berbunyi seperti ini, “kalau seandainya kamu masih berhubungan dengan dia, lebih baik aku yang harus pergi dan lanjutkan saja hubunganmu dengan dia sapai tiada rasa lagi antara kalian. Dan kembalilah padaku, carilah aku jika kamu sudah tak lagi bersama dengan dia”.
Aku menangis ketika aku menerima pesan darinya seperi ini. Aku merasa ada sesuatu yang menyentuh relung batinku saat itu. Aku yakin kalau ini akan menjadi kenyataan fikirku. Aku sendiri melakukan ini hanya untuk melindunginya dari orang kejam ini sebelum akhirnya dia salah mengerti semua ini. Aku tidak ingin kalau dia menjadi sasarannya. Aku sebenarnya melakukan ini terpaksa jika sampai Hardianti tau aku berhubungan dengan sesosok bidadariku pasti dia akan marah besar dan yang aku takutkan itu kalau dia benar-benar sampai kehilangan akal sehatnya dan melukai Imrani, inilah hal yang takan pernah aku maafkan untuk diriku sendiri.
Akhirnya aku meakukan hal yang fatal, aku juga tidak sengaja melakukannya karena aku ini benar-benar butuh uang. Karena hal ini aku berani mencoba menawari Hardianti kalau aku ini mau berbisnis pulsa dan aku memintanya kalau mau membeli pulsa belilah padaku saja. Hal ini aku lakukan semata-mata hanya untuk menambah uang untuk jajan dan tidak meminta lagi kepada orang tua. Dan bukan hanya itu, aku sedang dilanda musibah karena kehilangan banyak uang. Akhirnya dia curiga dan langsung menghujatku dengan makian yang amat mendalam.dia langsung mengancam akan memukuli sesosok bidadari manisku itu, ha ini serentak tidak akan aku biarkan. Tetapi aku mencoba membari tau kabar ini kepada dia, bahwa Hardiati ingin memukulnya. Imrani terkejut dan dengan hati yang marah, ia merespon berita ini dengan sebelah mata. Dia hanya berfikir kalau aku lebih baik bersama Hardianti, dan akhirnya dia meninggalkanku sama seperti apa yang dilakukan oleh Hardianti. Seandainya dia tau maksudku yang sebenarnya, namun semoga dia membaca ceritaku kelak dan memahami apa yang terjadi.

mau tau bagian cerita yang lainnya
tunggu selanjutnya dan jangan lupa miliki novelnya kelak :)

No comments:

Post a Comment