Hubunganku dengan pacarku sudah
berada di ujung tanduk dan aku menyadarinya hubungan ini takan lama lagi akan
segera berusai. Sempat aku ucapkan kata perpisahan untuknya dan aku mencari
penggantinya. Aku berniat untuk menggantikannya dengan sesosok bidadari, dia itu temanku
yang dapat menyebabkanku berubah menjadi lebih mengerti kehidupan dan aku dapat
mengetahui arti hidupku yang sesuangguhnya seperti yang aku ceritakan di awal
novel. Aku tau ini tidak adil, tetapi mau seperti apa lagi aku harus memilih
satu yang pasti diantara keduanya.
Aku pilih sesosok bidadari itu untuk aku jadikan
pendampingku suatu saat nanti, tetapi aku juga tidak mungkin secepat itu
melupakan Hardianti, walau bagaimana pun dia adalah orang yang pernah menemaniku
selama 18 bulan terakhir ini. Aku membuka diriku perlahan agar dapat bersatu
dengan Imrani yang aku impikan. Demikian pula dengan apa yang di lakukan oleh sesosok bidadariku ini kepadaku, karena aku juga sering melukai hatinya. Namun, Hardianti tidak pernah sudi kalau aku
ini harus mencintai orang yang tidak ia sukai dan menjadi musuhnya selama ini. Aku
bingung akhirnya aku mencoba merayu Hardianti dengan segala rayuanku, namun aku
tetap berhubungan baik dengan sesosok bidadariku. Sampai pada suatu malam, aku mendapatkan
pesan dari sesosok bidadariku itu yang berbunyi seperti ini, “kalau seandainya kamu masih
berhubungan dengan dia, lebih baik aku yang harus pergi dan lanjutkan saja
hubunganmu dengan dia sapai tiada rasa lagi antara kalian. Dan kembalilah padaku,
carilah aku jika kamu sudah tak lagi bersama dengan dia”.
Aku menangis ketika aku menerima
pesan darinya seperi ini. Aku merasa ada sesuatu yang menyentuh relung batinku
saat itu. Aku yakin kalau ini akan menjadi kenyataan fikirku. Aku sendiri
melakukan ini hanya untuk melindunginya dari orang kejam ini sebelum akhirnya
dia salah mengerti semua ini. Aku tidak ingin kalau dia menjadi sasarannya. Aku
sebenarnya melakukan ini terpaksa jika sampai Hardianti tau aku berhubungan
dengan sesosok bidadariku pasti dia akan marah besar dan yang aku takutkan itu kalau dia
benar-benar sampai kehilangan akal sehatnya dan melukai Imrani, inilah hal yang
takan pernah aku maafkan untuk diriku sendiri.
Akhirnya aku meakukan hal yang fatal,
aku juga tidak sengaja melakukannya karena aku ini benar-benar butuh uang. Karena
hal ini aku berani mencoba menawari Hardianti kalau aku ini mau berbisnis pulsa
dan aku memintanya kalau mau membeli pulsa belilah padaku saja. Hal ini aku
lakukan semata-mata hanya untuk menambah uang untuk jajan dan tidak meminta
lagi kepada orang tua. Dan bukan hanya itu, aku sedang dilanda musibah karena
kehilangan banyak uang. Akhirnya dia curiga dan langsung menghujatku dengan
makian yang amat mendalam.dia langsung mengancam akan memukuli sesosok bidadari manisku itu, ha ini
serentak tidak akan aku biarkan. Tetapi aku mencoba membari tau kabar ini
kepada dia, bahwa Hardiati ingin memukulnya. Imrani terkejut dan dengan hati
yang marah, ia merespon berita ini dengan sebelah mata. Dia hanya berfikir
kalau aku lebih baik bersama Hardianti, dan akhirnya dia meninggalkanku sama
seperti apa yang dilakukan oleh Hardianti. Seandainya dia tau maksudku yang
sebenarnya, namun semoga dia membaca ceritaku kelak dan memahami apa yang
terjadi.
mau tau bagian cerita yang lainnya
tunggu selanjutnya dan jangan lupa miliki novelnya kelak :)